Masa SMA???
Karya : Fransisca Natannia
“Kata orang
masa paling indah adalah saat kita kelas SMA, tapi kenapa bagiku masa paling
indahku saat aku SMP?” tanyaku kepada sahabatku di SMA saat ini. Namanya Puput,
orang paling bawel dan mengerikan saat sedang marah. Tapi walau begitu, Puput
dapat membuat aku kangen bahkan skalipun itu dengan omelannya.
“Mungkin itu bagi kamu sekarang. Belom tentu
untuk kedepannya kita di SMA ini. Percaya saja ta tentang ungkapan itu. Kita
hanya perlu mengalir dan merasakan ungkapan itu menjadi kenyataan. Setahuku
yang dimaksud masa indah orang-orang itu adalah menemukan cinta sejatinya dan
sahabt-sahabat hidupnya.” Jawabnya dengan sangat bijak.
Ya aku akui dia adalah salah satu sahabatku yang
paling bijak di kelas. Terkadang kata-katanya membuat orang yang bertanya
kepadanya jadi berfikir 2 kali. Kami akan satu kelas selama 3 tahun karena
kelas kami hanya satu di angkatan kami. Ini tahun pertama kami di semester2
satu kelas dan aku merasakan cukup tenang mempunyai sahabat sepertinya sampai
saat ini.
Oh
iya, perkenalkan namaku Anastasya Bennaca, biasa dipanggil Tasya. Aku orang
yang sama sekali ga percaya dengan kehidupan menyenangkan di masa SMA. Yang aku
tau, masa SMA ini adalah masa yang menyiksa karena aku harus bangun pagi setiap
pagi untuk berangkat ke sekolah. Sekolahku cukup jauh dari rumahku sehingga
mengharuskan aku harus bangun lebih pagi daripada saat aku SMP, dan ini menjadi
hal pertama yang aku gasuka pada masa SMA. Saat TK, SD, dan SMP, aku sekolah di
sekolah swasta. Berbeda dengan sekarang, saat aku SMA, aku memilih sekolah
negeri karena kata mamiku, kalau SMA lebih bagus di sekolah negeri. Jadi aku
harus beradaptasi lagi dengan lingkungan baru di sekolah negeri.
“Put, kantin yuk” ajakku kepadanya yang daritadi
tidak henti-hentinya bermain handphone
“Ah males nih, lagi males banget mau ke kantin”
jawabnya tanpa melirikku sama sekali
“Ayolah Put, temenin aku.. ya?” bujukku terus
padanya sampai akhirnya dia pun menjawab “iya iya ayok aku temenin, jadi pengen
beli es mba nur nih gara gara liat Shinta minum es
Saat
dikantin, sangat ramai dan panas. Itu cukup menggangguku dan ini adalah hal
kedua yg aku gasuka pada masa-masa SMA. Tapi perhatianku tertuju pada
gerombolan yang sangat ramai di luar kantin. Aku yang sedang makan bakso pun
jadi tertarik ingin mengetahui apa yang terjadi. Sampai di kerumunan ramai itu,
betapa kagetnya aku saat ternyata ada anak baru yang wajahnya ga asing di
pandanganku. Saat aku lagi memperhatikannya sambil mengingat siapa dia,
tiba-tiba anak baru itu berjalan menghampiriku dan memanggilku “Tasyaaa..
Astaga ketemu juga.. aku lelah mencarimu” kata-katanya sambil memelukku.
“Tunggu-tunggu, kamu siapa ya?” tanyaku karena
kaget kalau dia memelukku tiba-tiba
“Hah?? Kamu lupa aku siapa?” Tanya nya dengan
nada sedikit sedih
“Hmm bukannya aku lupa, hanya saja sepertinya
kamu harus membantu ku untuk mengingatnya” jawabku sambil menunjukkan gigi ku,
iya gigi senyum terpaksaku
“Aku itu temen masa kecilmu syasya” bisiknya di
telingaku
Yaampun,
hanya satu orang yang memanggilku dengan sebutan itu, sahabat kecilku yang
meninggalkan aku saat kelas 1 SD. “Sahabatku yang pergi ke Rusia dan sekarang
kembali lagi??” tanyaku dalam hatiku seperti tidak percaya.
“Ka..kamu Stevan?” Tanya ku sedikit meragu
“Ahhh kamu mengingatku sya.. Yaampun aku sangat
senang sekarang bertemu kamu lagi” jawabnya kegirangan karna aku mengingatnya.
Dan dia kembali memelukku di depan banyak orang.
Karena kegirangan, aku pun membalas pelukannya.
Ya, aku sangat bahagia, sahabat kecilku kini kembali dan bahkan satu sekolah
denganku. Dari sejak itu, aku terus bersama dengannya. Bagaimana dengan Puput?
Iya, dia sekarang sudah punya pacar dan slalu berduaan dengan pacarnya itu.
Steve kembali ke rumahnya yang dulu slalu ku lihat sepi dan hanya ada pak
Dadang, penjaga rumah itu.
Saat
di sekolah, dia slalu menemaniku karena kelas kami sebelahan. Dia yang sekarang
selalu menemaniku saat aku ingin ke kantin, karena Puput sekarang lebih sering
membawa bekal dan makan bersama Jonathan, pacarnya.
“Sya, pulang sekolah nemenin aku ke airport ya,
mau jemput mami sama amah” katanya memecah keheninganku yg sedang asik makan
dan dia yang sibuk memainkan handphonenya.
“Oh iya? Mami Clara mau balik ke sini juga steve?
Hmm apakah dia masih inget aku ya?” jawabku dengan berbagai pertanyaan
untuknya.
“Masihlah Sya, dia gamungkin lupa sama kamu.
Bahkan kadang dia masih sering bertanya-tanya padaku soal keadaan dan kabarmu”
jawabnya dengan tenang
Saat
pulang sekolah, seperti biasa mobilnya sudah ada di depan gerbang menungguku
karena aku ada piket kelas hari ini. Yang aku perhatiin adalah banyak cewek
yang berusaha menggodanya, dan aku hanya tertawa karena respon Steve adalah
dingin dan berbeda jauh saat bersamaku.
Saat aku masuk ke mobilnya, para cewek-cewek itu
berhenti menggodanya dan mundur dari mobilnya. Aku yang masih tertawa pun
membuat dia bingung.
“Sya, kok kamu ketawa terus sih? Ada yang lucu
emang?” Tanyanya kebingungan
“Ada Steve, kamu yang lucu” kataku yang masih
sedikit tertawa
“Aku?? Kok aku sih Sya, aku lucu apanya?”
tanyanya lagi sambil sedikit berteriak menahan kesal
“Kamu terlalu dingin untuk cewek-cewek tadi
Steve, kamu lucu.” Kataku menjawab pertanyaannya
“Lagian aku gakenal siapa mereka dan mereka sok
kenal sama aku, ya aku bingung lah terus mereka ngegodain aku, aku diemin aja
deh, gasuka juga akunya” katanya dengan polos dan itu cukup menyenangkan bagiku
“Terus kamu sukanya sama siapa Steve? Kita udah
kelas 2 SMA dan aku belum mendengar kamu punya pacar sampe sekarang tuhh”
kataku penasaran
“Aku kan sukanya sama kamu, dulu pas aku mau
pergi, aku kan ngasih kamu boneka dan aku bilang kalau aku itu sukanya sama
kamu Sya, bahkan sekarang aku jadi sayang sama kamu Sya. Sekarang aku tanya
sama kamu, kamu suka sama aku gak?” pertanyaannya membuat hening dan kosong
pikiranku.
Aku memang menyukainnya dari dulu dan aku belum
bisa melepas perasaanku sekarang. Ku akui dia lebih tampan dan makin menarik
perhatianku.
“A..Aku juga suka sama kamu, tapi apa kamu tidak
menemukan wanita lain di Rusia? Di Rusia kan cantik-cantik Stev” jawabku karna
memang setahuku wanita di Rusia itu cantik-cantik.
“Ga ah, aku gasuka cewek bule. Aku mau kamu jadi
pacar aku.. Gimana?” katanya yang membuat aku deg-deg an.
“Aku mau tapi…” belum sempat aku melanjutkan
kata-kataku, dia langsung berkata “kita jadian hari ini…titik”
Hmm, ku akui aku memang senang dan aku menemukan
cinta pertamaku saat itu. Dan mungkin ini adalah awal masa indahku di SMA. JJJ
~SELESAI~
Komentar
Posting Komentar